Hallo,
senang rasanya cil bisa berbagi postingan lagi. Kali ini, cil mau bahas
something that I’m falling in love with. Yeah, it’s senja :-)
“Kenapa cil
suka senja?”
Huft.
Mungkin, kalimat yang berulang kali cil dengar. Kalimat yang berulang kali
ditanyakan kepada cil. Dan kalimat yang telah berulang kali cil jawab.
Senja…
Entahlah, selalu ada alasan yang tak bisa cil ungkapkan ketika berbicara
tentang ciptaan Tuhan yang satu ini. “Indah, sementara, dan dirindukan” rasanya
tak cukup kuat untuk menggambarkan how amazing senja is. Karena menurut seorang
cil, ke-amazing-an senja memang tak bisa digambarkan. Allahu Akbar.
Pernah, cil
terlibat dalam sebuah pembahasan mengenai senja dan kelam dengan seseorang.
Tentu saja, seseorang itu membahas kelam. Hahaha. Dan kalian tahu? Pandangan
cil tentang senja ternyata tidak cukup kuat untuk membuat dia mencintai senja
seperti yang cil rasakan. Malahan, alasan seseorang itu menyukai kelam, lebih
kuat dari alasan cil. Tapi, tak apa. Apapun yang terjadi, senja tetap
menjadi amazing di mata cil ^^
Oya, berkat
senja, cil punya teman baru loh. Anggap saja namanya sal. Nah, sal ini juga
pecinta senja. Hahaha. Kami klop, kan? :-) Bahas senja sama sal,
sampai kapanpun bakal terus nyambung. Iya, kami kan klop. Sal ini orangnya
bawel banget. Serius demi apa, dia manusia ter-bawel yang cil kenal. Tapi, cil
tetap sayang sal kok. Kami kan teman.
Okay, kita
focus! Selain sal, cil juga punya beberapa teman yang cinta senja juga. Teman?
Anggap saja cil salah ketik. Dia kakak dan sahabatnya cil. Namanya Rina
Handayani. Tapi, cil sering panggil dia dengan sebutan kakak cadel. Dia adalah
orang yang memperkenalkan senja pada cil. Kami pernah menjelajahi daerah kami
tercinta, Bulukumba, untuk mencari senja. Tapi sayangnya, hari itu, senja
sedang sakit. Dia tak terlihat baik-baik saja. Itu pertama kalinya, cil melihat
senja sakit. Tapi, dia selalu senyum ke cil. Iya. Senja tersenyum ke cil.
Kasihan senja. Hari itu, semburatnya tertutupi si awan. :-(
Nah,
keesokan harinya, cil melihat senja lagi. Kali ini, senja terlihat bahagia.
Semburatnya bertebaran di mana-mana. Alhamdulillah. Hari itu, senja tersenyum
lebar ke arah cil. How happy I am. Di hari itu pula, kami saling bertukar
cerita. Dia bercerita tentang temannya, si kelam. Cil bercerita tentang si sal.
Hari itu benar-benar indah. Tapi, senja harus pulang. Dia dicari mamanya,
katanya. Akhirnya, kami akhiri hari indah itu. Senja tetap tersenyum sampai ia
benar-benar pergi. “Besok, cil datang lagi yah!” katanya. Sejak hari itu, cil
selalu bertamu ke rumah senja. Dan kecintaan cil terhadap senja semakin besar.
Cil cinta senja. ^^