Selasa, 25 Maret 2014

Senja VS Kelam



“Kapal kita sudah karam. Kamu harus mencari nahkoda yang baru.”

 ***
Adalah hari-hari yang indah ketika kamu bisa bersama orang yang kamu sayang. Yang juga menyayangimu tentunya. Demikianlah yang dirasakan wanita hebat ini. Senja namanya. Jumat, 19 Januari awal Senja mengenal lelaki itu. Anggap saja namanya Kelam. Perkenalannya adalah sebuah ketidaksengajaan. Ketika suatu hari, teman Senja menjelajah di salah satu social media. Tak sengaja, Senja melihat lelaki itu. Dia manis. Demikian Senja berbisik. Twitter adalah social media yang mengawali percakapan Senja dan lelaki itu.
“Halo, dek. Add fb kakak yah! Aku chayank kamoe
“Assalamualaikum, okay, kak!” 
Seperti kata lelaki itu, Senja pun menambahkan Kelam ke dalam pertemanannya.
“Adek gingsul, minta nomor kontaknya dong!”
“Assalamualaikum, untuk apa kak?”
“Sekedar silahturahmi saja, dek.”
“Balas salam! Ini kak 081319419xxx”
“Waalaikumsalam. Ini nomor kakak dek, 085299399xxx”
Perkenalan itu pun berlanjut. Senja dan Kelam. Nama yang memang sudah tak bisa bersatu lagi, yah? :-)
Jumat, 10 Februari, Senja dan Kelam menjadi sebuah kita. Dua bulan pertama, semuanya terlihat baik-baik saja. Hingga hari itu tiba. Kurang lebih satu bulan setelah semuanya baik-baik saja. Kelam mungkin sudah tak tahan lagi dengan sifat Senja. Senja yang pribadinya, bodoh dan tidak peka membuat Kelam menjadi sakit, mungkin. Bagaimana tidak. Kelam yang telah berusaha membuat kejutan untuk Senja, malah tak dihargai oleh Senja. Huhu. Senja benar-benar tak peka. Rasanya ingin kucubit, Senja ini. Mungkin, saat itu dia bermimpi. Sepertinya, dia terlalu lama tertidur. MUNGKIN!
Sejak hari itu, Kelam menjadi orang yang berbeda. Tapi, senja tak menyadari ketidakbiasaan itu dengan cepat. Senja. Ya, seperti biasa. Tak peka. Argh… Ketidakbiasaan Kelam itu, membuat hubungan mereka menjadi renggang. Dan mungkin membuat Kelam mencari partner untuk menjadi kita. Mungkin )-:
Dan kalian tahu? Saat Senja benar-benar membutuhkan Kelam, Kelam malah  menghindar. Seolah ingin menghilang dari kehidupan Senja. Tapi, Kelam tak pernah bicara. Dia tak pernah meminta izin pada Senja. Mungkin, dia ingin Senja membiarkannya pergi tanpa kata apapun. Dan itu, sangat salah. Karena, Senja pastinya tak tau apa-apa. Senja bukan orang yang gampang peka, Kelam. Huuu. Senja benar-benar seperti kehilangan tumpuan saat itu. Iya. Saat Kelam menghindar itu loh. Senja mencoba meraih Kelam, tapi Kelam memang tak ingin diraih lagi. Senja mencoba mempertahankan Kelam, tapi Kelam memang tak ingin dipertahankan lagi. Ya. Senja berusaha menghapus Kelam. Senja berusaha menghilangkan sebuah kita. Dan akhirnya, Senja menjadi aku dan Kelam menjadi kamu. Tak ada sebuah kita lagi di sini. Dan betapa terlambatnya Senja untuk mengetahui semua tentang Kelam. Senja baru menyadari ketidakbiasaan Kelam itu, setelah sebuah kita menjadi aku dan kamu. Ya. Senja menyadari semua itu ketika tak ada sebuah kita antara mereka lagi. Kalian tahu apa yang Kelam katakan sebelum pergi? Sebelum sebuah kita benar-benar menjadi aku dan kamu?
 “Kapal kita sudah karam. Kamu harus mencari nahkoda yang baru.”
 Ya. Waktu tiga bulan itu, mungkin adalah waktu yang memang cukup lama untuk sebuah kita berada di permukaan air. Waktu tiga bulan itu, mungkin adalah waktu yang lama dan membuat sang nahkoda bosan dan ingin menjadi nahkoda untuk kapal yang lain. Dan waktu tiga bulan itu, memang adalah waktu yang telah mengikat sebuah kita di pelatarannya. Dan sekarang, Senja tak harus bersama nahkoda itu lagi. Senja sudah mandiri. Walaupun, hari indah itu telah lewat. Senja akan tetap menjadi aku. Dan Kelam? Entahlah. Aku mungkin tak harus tahu itu. Bukan. Senja memang tak perlu tahu itu. 
Salam hebat dari Senja! ^_^