Ukhti Berjilbablah!!!
Masihkah ini yang Kau Ucapkan???
“Insya Allah yang Penting Hati Dulu yang Berjilbab”
Masihkah ini yang Kau Ucapkan???
“Insya Allah yang Penting Hati Dulu yang Berjilbab”
Ada seorang
wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya
satu kekurangannya, Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya
ia hanya tersenyum dan menjawab, “Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab”.
Sudah banyak orang yang menanyakan maupun menasehatinya. Tapi, jawabannya tetap
sama.
Hingga di
suatu malam, ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya
sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan
segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga
dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan di
sela-sela jarinya.
Ia tak
sendiri. Ada beberapa wanita disana yang terlihat juga menikmati keindahan
taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih seakan-akan
memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamu’alaikum,
saudariku …“
“Wa’alaikum
salam, selamat datang saudariku …“
“Terima
kasih, apakah ini surga?”
Wanita itu
tersenyum, “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum
ke surga”
“Benarkah?
Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja
sudah seindah ini.”
Wanita itu
tersenyum lagi.
“Amalan apa
yang bisa membuatmu kemari saudariku?”
“Aku selalu
menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah”
“Alhamdulillah..”
Tiba-tiba
jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu
terbuka, dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman mulai memasukinya
satu persatu.
“Ayo kita
ikut mereka”, kata wanita itu setenagh berlari.
“Apa di balik
pintu itu?”, katanya sambil mengikuti wanita itu.
“Tentu saja
surga, saudariku”. Larinya semakin cepat.
“Tunggu,
tunggu aku..”
Dia berlari
namun tetap tertinggal. Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum
kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski sudah berlari. Ia berteriak:
“Amalan apa
yang telah kau lakukan hingga engkau begitu ringan?
“Sama dengan
engaku saudariku”, jawab wanita itu sambil tersenyum.
Wanita itu
telah mencapai pintu, sebelah akakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu
melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu.
“Amalan
apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?”
Wanita itu
menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata:
“Apakah kau
tak memperhatikan dirimu, apa yang membedakan dengan diriku?”
Ia sudah kehabisan
napas, tak mampu lagi menjawab.
“Apakah kau
mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke surga-Nya tanpa jilbab menutup
auratmu?”
Tubuh wanita
itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar,
memandangnya dan berkata: “Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu
membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya
sampai hatimu karena niatmu adalah menghijabi hatimu”.
Ia tertegun,
lalu terbangun dan beristigfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan shalat malam.
Menangis dan menyesali perkataannya dulu. Kemudian berjanji pada Allah sejak
saat itu ia akan menutup auratnya.